Terkunci rapat lidahku
Terkunci juga sendi jemariku
Lahar yang aku telan, hanya asap-asap nipis mampu aku hembuskan
Terkunci di dalam
Menggelegak dan panas
Hingga nafasku kencang nadi ku resah
Menanti sang hujan memadam rasa panas
Tidak juga turun-turun
Mungkin turut terkunci
Pada yang maha membuka jalan
Pada yang memegang kunci perbendaharaan
Pada yang menjanjikan jalan keluar yang tak dijangkau akal
Aku mohon kunci ini dibuka
Aku ingin memuntahkan lahar panas
yang membuat aku resah
Aku mohon titis-titis rahmat
Mencurah pada merah jingga yang meluap-luap
Aku mohon wahai Allah
Terkunci juga sendi jemariku
Lahar yang aku telan, hanya asap-asap nipis mampu aku hembuskan
Terkunci di dalam
Menggelegak dan panas
Hingga nafasku kencang nadi ku resah
Menanti sang hujan memadam rasa panas
Tidak juga turun-turun
Mungkin turut terkunci
Pada yang maha membuka jalan
Pada yang memegang kunci perbendaharaan
Pada yang menjanjikan jalan keluar yang tak dijangkau akal
Aku mohon kunci ini dibuka
Aku ingin memuntahkan lahar panas
yang membuat aku resah
Aku mohon titis-titis rahmat
Mencurah pada merah jingga yang meluap-luap
Aku mohon wahai Allah
No comments :
Post a Comment